Minggu, 18 Desember 2011

Membandingkan 2 Koran yang berbeda

Assalamualaikum wr.wb
Saya akan membandingkan 2 koran yang berbeda tetapi dalam bidang yang sama. Yaitu antara koran Kompas dengan Koran Wartakota mengenai olahraga.
Pertama koran Kompas yang diambil dari sumber http://olahraga.kompas.com/


Garuda Speedy Akhiri Seri Bandung Dengan Kemenangan
http://olahraga.kompas.com/read/2011/12/18/20523583/Garuda.Speedy.Akhiri.Seri.Bandung.Dengan.Kemenangan.
 BANDUNG, KOMPAS.com - Tim basket Garuda Speedy Bandung menuntaskan Seri I NBL musim ke dua dengan kemenangan. Tim itu tanpa masalah berhasil menundukkan CLS Knights Good Day Surabaya dengan hasil 64-48.

Dengan hasil tersebut, Garuda Speedy mengantongi empat kemenangan dan dua kekalahan selama seri I di Bandung. Dua kekalahan yang harus ditelan adalah sewaktu menghadapi Satria Muda Britama (46-50) dan kalah telak melawan Pelita Jaya Esia Jakarta (43-73).

Pada perempat pertama, kedua tim masih bermain imbang dengan beberapa kali berganti pemimpin perolehan angka. Namun, pada paruh ke dua babak itu, Garuda Speedy berhasil meninggalkan tim lawan dengan kedudukan 22-13. Pada perempat ke dua, selisih angka mereka kian jauh dengan 40-25 untuk Garuda Speedy.

Pada perempat ke tiga, performa yang tidak jauh berbeda kembali ditampilkan Garuda Speedy maupun CLS Knights sehingga babak itu berakhir dengan 52-36.

Penampilan malam itu bagai penghabisan bagi seri pertama. Pasalnya setidaknya 2.000 penonton memadati GOR berkapasitas 4.000 kursi ini untuk mendukung Garuda Speedy. Begitu bola dikuasai pemain Garuda teriakan langsung membahana di dalam gedung dan semakin nyaring begitu mereka berhasil mencetak angka.  

Kedua koran Poskota yang diambil dari sumber http://www.poskota.co.id/category/olahraga

Rahmad Darmawan : “Tak Ada Lagi yang Membuat Saya Bisa Nyaman”

 http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2011/12/15/rahmad-darmawan-sudah-tidak-nyaman
JAKARTA (Pos Kota) – Rahmad Darmawan, pelatih Timnas U-23 Indonesia  mengungkapkan alasan mengapa dia mundur dari posisi terhormat itu. Menurut dia,  saat ini persepakbolaan nasional sudah tidak nyaman.  “Tak lagi ada yang membuat saya bisa nyaman,” katanya.
Mantan pelatih tim Persija Jakarta itu mengaku, sejak Timnas U-23 kalah penalti dari Malaysia pada final  SEA Games 2011, 22 November lalu, dirinya sudah merasa gagal menyumbangkan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Pada malam hari itu pula dia merasa ingin mundur dari posisinya sebagai pelatih.
Tapi, setelah dia baca dan dengar di berbagai media massa,  tak banyak yang menyalahkannya atas kegagalan Timnas U-23 Indonesia merebut medali emas SEA Games.
Hal itu pula lah yang memperkuat dirinya untuk tetap bertahan mengarsiteki Timnas U-23 Indonesia, termasuk menyiapkan tim Indonesia Selection melawan LA Galaxy di Stadion Utama Gelora Bung Karno, 30 November lalu.
Tapi rupanya,  kegagalan itu tak bisa disembunyikan Rahmad Darmawan. Hasratnya untuk mundur karena merasa gagal, semakin hidup tat kala terjadi perubahan bahwa PSSI tidak lagi bisa  menurunkan pemain Liga Super Indonesia yang dianggap ilegal untuk masuk skuad Timnas Indonesia.
Perubahan itu memang dipahami karena Statuta FIFA pasal 79 ayat 2 memang melarangnya.
Diungkapkan Rahmad Darmawan,  mundur sebagai pelatih seperti yang dia lakukan dengan Timnas U-23 Indonesia, bukan kali pertama.  Dia juga pernah mundur  mengarsiteki Persikota Tangerang pada 2004, serta Persija Jakarta pada 2006 karena gagal memberikan gelar kepada tim.
“Menjadi  hak seseorang melakukan itu. Tapi ternyata respon sangat luar biasa, sehingga saya perlu menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman,” kata Rahmad.
Pascamundur dari pelatih Timnas U-23 Indonesia, Rahmad mengaku sudah ada tiga klub yang memanggilnya, termasuk Pelita Jaya yang dia sebut paling serius untuk memakai jasanya.  Tapi, kata Rahmad, dalam dua pekan mendatang  dia belum mau  menerima pinangan dari klub manapun.


Perbandingan 2 Koran di atas :
  1. Dari Segi Kosa Kata : koran KOMPAS lebih baik dibandingkan dengan koran Poskota yang kosa katanya masih kurang tepat. 
  2. Dari Segi Judul : koran Kompas dan koran Poskota dua-duanya judulnya tepat tidak ada yang salah. 
  3. Pemenggalan kata : dari kedua koran di atas pemenggalan kata sudah tepat. 
  4. EYD : Koran Kompas sudah tepat menggunakan EYD yang baik dan benar, sedangkan koran Poskota masih belum tepat menggunakan EYD yang baik dan benar. 
  5. Tanda baca : 2 koran di atas sudah tepat untuk tanda baca. Tetapi pada Koran Poskota pada spasi masih ada yang belum tepat. 
Demikianlah perbandingan 2 koran yang berbeda. 
Wassalamualaikum wr.wb 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar